Aku tahu, aku tidak pernah bisa membuatmu diam tertahan
Dimanakah hatimu
tempat aku menitipkan rasa
Dimanakah tubuhmu
tempat aku menempelkan karya
Dimanakah....
Aku tahu
Tidak ada yang bisa kukatakan
Untuk mengubah bagian itu
Begitu banyaklampu terang telah melemparkan bayangan
Tapi bisakah aku berbicara?
Aku terbungkam
Aku tidak sempurna
Aku tak bisa memahaminya
Sebuah kehidupan yang sangat menuntut
Aku begitu lemah
Dan semua jiwa terbakar
Dan aku masih saja terbungkam, dalam gelap
Aku tidak takut untuk terus hidup
Aku tidak takut untuk berjalan di dunia ini walau harus sendirian
Tak bisakah kau melihatku
Dengan mataku yang bersinar
Karena aku di sini
Di sisi lain
Walau dengan sinar yang begitu lemah
Akan aku buat
Lampu ini menjadi terangbersinar terang padaku
Lampu ini benderangbersinar terang padaku juga kepadamu
Dan aku melihatmu berbaring terkulai penuh luka namun pongah
Dengan kerakusanmu kau buat aku terbungkam
Jika dengan kata-kata aku tidak bisa bicara
Aku akan tetap terjaga dan tidak takut
Baik dalam tidur atau matipun
Aku harap kau akan tetap tinggal
Hingga suatu saat aku akan mengampunimu
Membebaskan tubuhku dari luka yang telah kau buat
Dengan langkah kakiku yang telah kau amputasi sekalipun
Aku akan pulang
Bahkan kau dengan senjata mengokang tidak akan dapat menghentikan aku untuk pulang
Kau pernah membutakanku dengan kepalsuan
Membuaiku dengan bualan busuk
dan lalu menusukku
Memasungku dalam kubahan kotoranmu
Bangunlah, dan akan kau lihat aku tidak lagi takut.
Aku tak lagi bungkam terpasung
Aku tidak takut untuk terus hidup
Aku tidak takut untuk berjalan dalam kegelapan tanpa kaki tanpa cahaya
Aku tidak takut pada busuknya kotoran yang kau lumurkan pada tubuhku
Dan tak pernah takut walaupun harus hidup sendirian..
Lihatlah..
Kau akan tersilaukan oleh benderangnya semangatku
Kau akan terkubur bersama borok luka penuh nanah ditubuhmu
Dan akan sangat terlambat saat kau menyadarinya
Ketiadatakutankulah yang telah membunuhmu.
Aku titik kecil dari gerombolan pengumpul pita suara yang tengah tercecer pada ketandusan dan peramu kata pembongkar kastil palsu tak berimbang yang dibingkai dengan nama tradisi
Senin, 03 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Perempuan Dalam Pasungan
Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...
-
Selorejo. Tak jauh sebenarnya dari Blitar, tempat asalku, tetapi aku baru sempat dua kali saja kesana. Yang pertama, aku berangkat dari Bl...
-
Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...
-
Pengelolaan guru dan tenaga kependidikan terkait erat dengan pelaksanaan UU no 22/1999 dan UU No 32/2004 tentang pemerintahan daerah ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar