Novel ini saya beli sebenarnya bukan karena kekaguman terhadap novel tetralogi Andrea Hirata sebelumnya, tetapi lebih karena saya penasaran karena debat beberapa teman sekantor disela pelatihan. Saya memutuskan membaca buku ini sambil menemani liburan anak-anak yang tinggal 3 hari. Buku setebal 396 halaman ini masih seperti buku lama Andrea Hirata yang kebetulan juga menjadi koleksi saya, bahasanya sederhana, sangat mudah dipahami, dan mampu membawa saya pada emosi-emosi penulis, kadang saya tersenyum, terbahak, dan tentu saja menangis. Dalam buku ii juga dituliskan puisi-puisi indah. Setting novel ini masih menggunakan Belitong sebagai setting lokasi utama, dengan alur maju-mundur-maju pembaca seperti dibawa tentang sesuatu yang universal tentang cinta. Kecintaan seorang ayah kepada anaknya, kecintaan anak kepada ayahnya, pun termasuk kecintaan seorang laki-laki atau perempuan.
Aku titik kecil dari gerombolan pengumpul pita suara yang tengah tercecer pada ketandusan dan peramu kata pembongkar kastil palsu tak berimbang yang dibingkai dengan nama tradisi
Minggu, 03 Januari 2016
John Perkins: Confessions of an Ecomic Hit Man
Buku yang sangat menarik. Bahasanya lugas, karena dituturkan dengan gaya bercerita pengalaman pribadi, serasa membaca novel. Sebenarnya saya tidak mendapat buku ini secara "real book" , saya mencoba mencari di toko online dan selalu menemukan kata stok tidak tersedia, namun bersyukur, seorang teman memberiku versi ebook. Saya biasanya sangat malas membaca panjang dari notebook ataupun PC, namun buku ini pengecualian, saya betah berlama-lama membacainya.
" Confessions of an Economic Hit Man " buku ini merupakan sebuah buku yang memaparkan pengakuan seorang ahli
ekonomi dalam cerita pribadi yang sangat memukau, Perkins menceritakan perjuangan pribadi dari seorang pelayan
kerajaan menjadi pejuang yg gigih untuk hak asasi manusia dan
orang-orang tertindas. Sebagai hasil rekutmen terselubung oleh United
States National Security Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari
perusahaan konsulatan internasional, dia berkelana ke berbagai pelosok
dunia - ke Indonesia, Panama, Ekuador, Kolumbia, Saudi Arabia, Iran dan
negara strategis lainnya. Sebagai EHM, ia
bertanggungjawab untuk menyusup ke negara-negara sedang berkembang dan
menawarkan paket pembangunan kepada negara-negara tersebut, semacam solusi dengan sedikit 'memaksa'. Namun
begitu, bantuan keuangan yang akan diberikan bukanlah sesuatu yang gratis atau sekedar bantuan,
sebaliknya akan memerangkap negara tersebut, lalu menyebabkan
negara-negara tersebut 'terpaksa' menggadaikan kemerdekaan mereka dengan
memberikan sumber-sumber daya yang dimiliki, kerjasama ketenteraan dan sokongan kebijakan politik. Pekerjaan EHM adalah menerapkan kebijakan yang
mempromosikan kepentingan korporatokrasi Amerika Serikat, yang dibungkus dengan dalih mengurangi kemiskinan, dimana sebenarnya kebijakan tersebut merupakan suatu kebijakan yang sebenarnya
mengasingkan berbagai bangsa serta meyebabkan peristiwa 11 September dan
meningkatkan Anti-Amerika.
Dusta Industri Pangan-Penelusuran Jejak Monsanto
Saat melihat cover buku dan membaca judul buku, menurut saya ini sebuah buku dengan tema yang lumayan tidak ringan. Awalnya saya dikenalkan buku ini oleh salah satu dosen saya dalam salah satu mata kuliah, namun waktu itu saya tidak berkesempatan menjadi pembahas tema ini. Karena penasaran dan saya menyukai isi nya, saya nitip seorang teman yang kebetulan ada kunjungan ke Jogjakarta. Dan benar, buku ini sangat menarik. Bahasa yang digunakan lumayan lugas, untuk tipe buku terjemahan, sangat mudah dipahami.
Membaca buku ini, saya kembali tersadar, bahwa semua hal disekitar saya memang sedang tidak baik-baik saja. Seperti yang diungkap penerbit dalam salah satu bait prakatanya, ternyata hidup ini tidak seperti kereta api yang semestinya harus selalu berjalan diatas rel. Buku ini didekikasikan bagi kau petani yang terampas kedaulatannya serta semua pihak yang tidak henti-henti berjuang untuk menyuarakan bahaya dibalik janji manis keamanan pangan.Seperti juga disampaikan Mansour Fakih dalam pengantarnya, JIka intervensi dan dominasi TNC begitu perkasa, maka seperti diuaraikan dalam buku ini para petani kita akan menghadapi malapetaka sistemik terusir dari sawah mereka. akhirnya, karena kolonialisme pangan dalam bentuk globalisasi pangan telah datang, sekali lagi, sudah saatnya kita perjuangkan sistem pangan lokal
Langganan:
Postingan (Atom)
Perempuan Dalam Pasungan
Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...
-
Selorejo. Tak jauh sebenarnya dari Blitar, tempat asalku, tetapi aku baru sempat dua kali saja kesana. Yang pertama, aku berangkat dari Bl...
-
Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...
-
Pengelolaan guru dan tenaga kependidikan terkait erat dengan pelaksanaan UU no 22/1999 dan UU No 32/2004 tentang pemerintahan daerah ...