Buku yang sangat menarik. Bahasanya lugas, karena dituturkan dengan gaya bercerita pengalaman pribadi, serasa membaca novel. Sebenarnya saya tidak mendapat buku ini secara "real book" , saya mencoba mencari di toko online dan selalu menemukan kata stok tidak tersedia, namun bersyukur, seorang teman memberiku versi ebook. Saya biasanya sangat malas membaca panjang dari notebook ataupun PC, namun buku ini pengecualian, saya betah berlama-lama membacainya.
" Confessions of an Economic Hit Man " buku ini merupakan sebuah buku yang memaparkan pengakuan seorang ahli
ekonomi dalam cerita pribadi yang sangat memukau, Perkins menceritakan perjuangan pribadi dari seorang pelayan
kerajaan menjadi pejuang yg gigih untuk hak asasi manusia dan
orang-orang tertindas. Sebagai hasil rekutmen terselubung oleh United
States National Security Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari
perusahaan konsulatan internasional, dia berkelana ke berbagai pelosok
dunia - ke Indonesia, Panama, Ekuador, Kolumbia, Saudi Arabia, Iran dan
negara strategis lainnya. Sebagai EHM, ia
bertanggungjawab untuk menyusup ke negara-negara sedang berkembang dan
menawarkan paket pembangunan kepada negara-negara tersebut, semacam solusi dengan sedikit 'memaksa'. Namun
begitu, bantuan keuangan yang akan diberikan bukanlah sesuatu yang gratis atau sekedar bantuan,
sebaliknya akan memerangkap negara tersebut, lalu menyebabkan
negara-negara tersebut 'terpaksa' menggadaikan kemerdekaan mereka dengan
memberikan sumber-sumber daya yang dimiliki, kerjasama ketenteraan dan sokongan kebijakan politik. Pekerjaan EHM adalah menerapkan kebijakan yang
mempromosikan kepentingan korporatokrasi Amerika Serikat, yang dibungkus dengan dalih mengurangi kemiskinan, dimana sebenarnya kebijakan tersebut merupakan suatu kebijakan yang sebenarnya
mengasingkan berbagai bangsa serta meyebabkan peristiwa 11 September dan
meningkatkan Anti-Amerika.
Menurut John Perkins Economic Hit man- EHM adalah kelompok professional yang ditugaskan
untuk 'menipu' negara-negara di seluruh dunia. Mereka menggunakan laporan
keuangan palsu, pemilihan umum yang telah dibeli atau direkayasa, sogokan, pungutan , seks
dan pembunuhan dalam menjalankan tugas mereka. Sebagai seorang EHM, penulis telah ditugaskan untuk menjalankan tugas di
negara-negara seperti Ecuador, Indonesia, Arab Saudi, Iran, Panama dan
beberapa negara lain.
Menurut John Perkins, apabila kelompok EHM ini gagal untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin negara tertentu untuk mengikuti skema mereka, akhirnya kelompok yang dikenali sebagai The Jackals, pembunuh upahan akan dikirim untuk menghabisi pemimpin negara tersebut, sebagaimana yang Terjadi pada Omar Torrijos, Presiden Panama dan Jaime Rold’os, Presiden Ecuador
Menurut John Perkins, apabila kelompok EHM ini gagal untuk mempengaruhi pemimpin-pemimpin negara tertentu untuk mengikuti skema mereka, akhirnya kelompok yang dikenali sebagai The Jackals, pembunuh upahan akan dikirim untuk menghabisi pemimpin negara tersebut, sebagaimana yang Terjadi pada Omar Torrijos, Presiden Panama dan Jaime Rold’os, Presiden Ecuador
Kedua Presiden itu meninggal dunia dalam tabrakan yang sangat mengerikan. Kematian mereka bukan karena kecelakaan. Kedua Presidenya mati dibunuh karena mereka menentang ‘persaudaraan’ (fraternity) dengan para pemimpin dunia korporasi, yaitu pemerintah dan perbankan yang tujuanya membentuk kerajaan dunia. Kami (EHM-singkatan dari Economic Hit Man) gagal membawa Rold’os dan Torrijos mengikuti perintah-perintah sang penguasa, dan hit men jenis lain, yaitu para penjagal CIA yang selalu dibelakang kami mengambil alih
“Saya
selalu berhasil dihalangi agar tidak menulis buku ini. Selama dua puluh
tahun terakhir saya menulis buku ini empat kali. Setiap kali saya
didorong untuk menulis oleh kejadian-kejadian yang penting, yaitu invasi
oleh Amerika Serikat ke Panama pada 1989, Perang Teluk Pertama, perang
Somalia, dan bangkitnya Osama Bin Laden.”
Perkins, walaupun sudah lama bergelumang di dalam permainan ini akhirnya
dihantui rasa bersalah melihatkan keadaan dunia yang menderita akibat
perangkap yang dipasang oleh Amerika Syarikat ini untuk mencengkam dunia
agar berada di bawah hegemoninya. Setelah beberapa lama mencari
keberanian dan mendengar suara hatinya, akhirnya beliau tampil dengan
buku ini untuk menyedarkan dunia tentang apa yang berlaku.
Pengarang buku sekaligus aktor utama dalam buku ini, John Perkins, mengenalkan kepada saya dua istilah baru: economic hit man dan corporatocracy.
Dalam kajian ekonomi politik bukanlah hal yang baru sebenarnya. Tetapi
untuk memahami maknanya melalui perspektif orang pertama, ini menjadi
hal yang tidak hanya baru, namun juga luar biasa. Buku ini sempat ditolak dibeberapa penerbit, seperti yang diungkapkan John Perkins sebagai berikut: “Pada 2003, presiden dari sebuah perusahaan penerbit besar menolak menerbitkan buku saya ini karena dia tidak dapat menanggung (afford)
amarah dan penentangan oleh markas besar organisasi-organisasi dunia.
Dia menganjurkan saya agar membuatnya seolah-olah fiktif, seperti
gayanya John le Carr’e atau Graham Green.” Walau Akhirnya, banyak pihak yang memperdebatkan tulisan John Perkins sebagai seorang yang tidak lebih
daripada seorang penulis ‘teori konspirasi’ murahan, dan mencoba membuat
keuntungan dari pengakuan tersebut. Namun bagi saya, saya sangat merekomendasikan siapapun untuk membaca buku ini tanpa spoiler
apapun. Satu hal yang ingin saya sampaikankan mengenai entitas politik yang
menyelubungi dunia dalam buku ini. bahwa di zaman
neo-kolonialisme-imperialisme ini, seperti halnya dikatakan Bung Karno,
perjuangan bangsa-bangsa Asia Afrika dan bangsa-bangsa tertindas lainnya
bertransformasi dari perjuangan bersenjata menjadi perjuangan
intelektual melalui tiga kanal: politik, ekonomi, dan budaya. Siapa yang
dapat memenangkan tiga lini pertempuran tersebut akan menggenggam
kemerdekaannya yang sejati. Dan kita bisa belajar dari studi kasus buku
ini soal jatuh bangunnya negara-negara kaya yang digoda oleh kekuatan
neo-kolonialisme-imperialisme tersebut. Akhirnya, sekali lagi, buku ini sangat sayang jika dilewatkan, maka bacalah! Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar