Sumber:
https://www.instagram.com/p/CDT2fK9jjw2/
IG: @nsy_art
Separuh tubuhku terpelanting. Sri memandangku
dalam tatap nanar. Aku terkapar di ujung
sandal, di atas ubin yang sudah seminggu tak ia sapu. Kini, aku semerah darah.
Wajah Sri merengut. Lalu, ia mengambil kuas bibir yang sudah dekil dari gelas
retak, di sudut meja rias. Dioleskannya kuas itu di tubuhku. "Sakiiiiit!”
teriakku. Bahkan helai-helai bulu kuas itu tak setia lagi pada ulunya. Kuas
bibir itu sudah botak. Bulu-bulu di ulunya berguguran seperti daun-daun kering
lepas dari ranting. Olesan kasar Sri hanya menyisakan luka. Bulu-bulu kuas itu
rupanya telah bersekongkol dengan tubuh sintal
Sri, yang sudah lama pergi. Sri berupaya mencongkel tubuhku dengan ujung
kuku. Perlahan-lahan dioleskannya pada bibirnya. "Taik apa ini?” teriak Bibir.
Ia mencibir pada remah-remah tubuhku. Warnaku
telah pudar, tak lagi maroon. Bibir itu tak akan membersitkan kilau
cahaya seperti dulu. “Apakah dengan ini aku masih bisa memikat lelaki?" tanya
bibir. Tak mau rugi, Sri mengoleskan sisa-sisa lipstik yang menempel di ujung
kuku dan jarinya, di kedua pipinya yang sudah menggelambir. Sri menatapku dalam
murung. Lipstik patah yang kini berlubang di tengah separuh batangannya.
Seperti lubang di hati Sri, lantaran malam-malam sepi tanpa lelaki...
Pernah dimuat pada akun IG @damhurimuhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar