Rabu, 17 November 2010

Susahnya hidup di Indonesia-1

Rumah yang aku tinggali sekarang adalah sebuah perumahan yang baru dibuka, walau begitu, sekarang sudah hampir penuh tertempati. Tahun 2008 saat aku menempatinya pertama kali, aku termasuk orang pertama yang menempati perumahan ini. Saat itu fasilitasnya bahkan belum tertata, listrik masih belum disambung, saluran air masih bannyak yang belum selesai, dan banyak yang belum ditempati, untuk satu deret gang yang aku tempati, hanya aku dan tetangga pojok yang baru menempatinya.

Kabarnya, status perumahan ini sudah diserahterimakan ke warga, namun tidak seluruhnya. Artinya sebagaian menjadi tanggung jawab warga dan sebagian lagi menjadi tanggung jawab developer.Hal-hal seperti keamanan, kebersihan menjadi tanggung jawab warga, sedangkan untuk sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab developer. Sepertinya angin surga.Pas pada tempatnya. Namun inilah lihainya sang kapitalis. Sarana dan prasarana yang menjadi tanggung jawabnya, jika ada kerusakan, atau hal yang tak berjalan sebbagaimana mestinya, seperti saluran pembuangan yang tak sempurna, tidak akan segera dibenahi, atau diabaikan malah. Sedangkan untuk pos keamanan dan kebersihan sudah menjadi beban warga karena dua hal tersebut mengandung pengeluaran setiap bulan, tentu saja developer tak mau merugi. Dan karena statusnya belum diserahkan ke desa setempat, pembangunan infrastruktur tidak bisa dimasukkan dalam program pembangunan desa setempat...Uft..!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan Dalam Pasungan

Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...