Jumat, 29 Juli 2011

Teror itu...

Setelah penyampaian visi misi dalam pemilihan kepala desa di tempatku, suara untukku bertambah dengan sangat signifikan. Aku tak lagi dipandang sebagai boneka Bapak yang sudah dua kali periode menjadi kepala desa di desaku.Hari-hariku aku isi dengan diskusi-diskusi kecil dengan berkelompok. Sebenarnya target awalku hanya ingin lebih dikenal dan akupun lebih mengenal mereka. Dan betapa senangnya aku, banyak yang lalu mengalihkan pilihan dan memilihku. 

Kamis, 28 Juli 2011

Demokrasi(Pesta) di Desaku.

Pagi subuh, setelah tidak tidur semalaman, aku bersiap. Mandi dengan kembang tujuh rupa :) dan air dari tujuh sumber :D Dinginnya hawa pagi karena memang saat sekarang adalah masa bedhidhing dimana jika malam dan dini hari dinginnya sungguh menusuk tulang, namun jika hari telah merambat siang, panasnya menyengat dan membuat kulit serasa menjadi kering, tak membuatku surut untuk mandi, padahal biasanya aku sangat malas mandi pagi hari. Hari ini memang spesial, pemilihan untuk kepala desa baru dilaksanakan hari ini, dimana aku menjadi salah satu calonnya. Aku tak merasakan apapun, grogi tidak, cemas juga tidak, takut apalagi.

Sesal

Aroma senja menebarkan titik-titik kesunyian
Menggiring gigilnya pada baluran hati yang tengah gulana
Membelenggu pada petaka hati yang dirajam nelangsa
Merah senja semerah bara luka
Dalam rintihan tangis, mengendap bulir-bulir sesak yang terhempas cadas karang
Dalam kesenyapan badai sesal meluap, menggelora dalam amuk pertikaian emosi
Sesal ini sepi....sesal ini sendiri.

Rabu, 27 Juli 2011

Wisata Selorejo (Blitar-Malang)



Selorejo. Tak jauh sebenarnya dari Blitar, tempat asalku, tetapi aku baru sempat dua kali saja kesana. Yang pertama, aku berangkat dari Blitar, sedang pada kesempatan kedua aku berangkat dari Sidoarjo. Namun dari jalur manapun seperjalanan menuju ke Taman Wisata Selorejo panorama alam yang begitu indah dan mempesona membentang memanjakan mata dan menyejukkan hati, namun juga sekaligus disuguhi tantangan menapaki jalanan naik-turun yang berliku-liku. Sama saja, dari titik mana pun bertolak, baik lewat Malang-Batu, Kediri-Pare, Jombang-Pare, maupun Blitar-Wlingi. Namun sayang, saat berangkat dari Blitar, sepanjang perjalanan keponakanku mabuk perjalanan, sehingga perjalanan jadi terasa kurang nyaman. Perjalanan dari sidoarjolah yang membawa kesan, walau sedikit sebal saat mengalami macet hebat di Porong. Rute Malang-Batu-Selorejo yang berjarak sekitar 48 kilometer. itu sejak lepas dari Kota Batu sampai masuk ke lokasi wisata ada krang lebih dari 200 tikungan, diantaranya 10 tikungan termasuk kategori tajam.

Jumat, 22 Juli 2011

Perih

Semburat merahnya senja merapak dalam luka
Perihnya meraja
Sepinya menggelayut dalam temaram
Heningnya memagut kesadaran
Aku rasai perihku semakin menari-nari dalam pilu
Hampa...
Tiada warna jua suara
Cengkeraman sendu mendominasi hati dan pikirku
Tatihnya keriangan melesat tak terkendali
Semakin menjauhiku
Tiada terkejar dan tak teraih olehku.

Perih ini semakin merepih..
Menjerat erat dalam setiap detak nadi.
Menelusup bebas dalam tulang dan rangkaku
Merasuk dalam setiap pori kulit tubuhku
Gigilku adalah perih..
Lenguhku adalah duka...

Rintihanku hilang suara..
Tangisku tanpa airmata..Teriakku tanpa nada..
Aku semakin terjerat, dalam lubang kepedihan.
Eloknya asmara tak sanggup menolongku
Kungkung kesakitan ini semakin berselibat dengan hati dan jiwaku
Merapatkan duka dalam kubang perih yang abadi.
Bebaskan aku wahai cinta..
Berikan tawa dan puaskan dahaga akan bahagia atasku
Bongkar pusara hitam dan gantikan riang riuh kicau burung
Senja jangan kau berlama diatas singgasana, datanglah pagi saat malam berangsur pergi
Perih, cukuplah kita bercinta sampai disini.

Perempuan Dalam Pasungan

Percikan air tujuh sumur yang bercampur d engan bunga tujuh rupa diguyurkan ke seluruh tubuhku. Dingin yang tiba-tiba menyengat kesadaranku...